Kaumpopulis hanya bisa meringis sambil mengais-ngais rezeki dari wakil yang tak pasti. tugas-tugas kepartaian menjadi ladang mengais rezeki hingga menyambung hidup. Adapula yang mengganggap sebagai ladang amal ibadah. Tak ayal, segilintir orang rela berpeluh-peluh demi sebuntal nasi. Begitulah kiranya jamuan yang disuguhkan pesta demokrasi ini.
Pukul07.00 kami berangkat menuju kebun binatang Ragunan. Kami pergi ke kebun binatang menaiki mobil ayahku. Ayah dan ibuku duduk di depan, sedangkan aku dan kakakku duduk di belakang. Contoh Paragraf Narasi Tentang Kesehatan. Tubuh Laila pun kian melemas. Sedari tadi, dia sangat tidak konstentrasi saat pelajaran berlangsung.
SitusBandar Taruhan Olahraga Online Judi Bola Online Judi Sbobet Online BOLA99
DemokrasiKebun Binatang. Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama, Karena kita ingin mendengar gagasan pimpinan baru kota para. Apabila kalian cermati, kondisi yang diutarakan dalam puisi di atas mirip. dengan kondisi yang terjadi saat ini. Di saat orang saling berebut pandangan.
Puisitentang kebun binatang 8 bait. Question from @idafarida547 - Sekolah Menengah Pertama - B. indonesia. Di kebun binatang ini Ku merasa bersaudarakan mereka Judulnya isi sendiri . 0 votes Thanks 1. devigariani 8 bait bukan 8 baris . devigariani beda oy . More Questions From This User See All.
Vay Tiền Nhanh Ggads. 92 Kelas XI SMAMASMKMAK 3. Guru menyampaikan topik tentang “Hakikat demokrasi” dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. Kegiatan Inti 60 menit a. Mengamati Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang terdapat pada Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XI. b. Menanya • Peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan gambar • Guru menjawab pertanyaan dari peserta didik, atau bisa juga meminta peserta didik yang lain untuk menjawab pertanyaan temannya. c. Mengumpulkan Informasi Peserta didik dianjurkan untuk menggunakan sumber dari Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XI dan buku sumber lainnya yang relevan, internet, web, media sosial lainnya dalam memahami makna dan prinsip-prinsip demokrasi, mengkaji perbedaan negara demokrasi dengan negara otoriter dan menganalisis jenis demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia. d. Mengasosiasi • Menganalisis dan menyimpulkan puisi berjudul Demokrasi Kebun Binatang karya Tauik Ismail dikaitkan dengan pelaksaanaan demokrasi. • Peserta didik diminta untuk mengerjakan tugas mandiri yaitu mengkaji perbedaan negara demokrasi dengan negara otoriter dikaitkan dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. e. Mengkomunikasikan • Beberapa peserta didik diminta untuk membacakan hasil kajiannya dan peserta didik yang lain di minta untuk memberikan tanggapannya. • Hasil tugas mandiri di kumpulkan untuk mendapatkan penilaian. Di unduh dari Buku Guru PPKn 93 Kegiatan Penutup 20 menit 1. Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi pelajaran tersebut. 2. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah di bahas pada pertemuan ini sebagai releksi. 3. Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan tugas kelompok yaitu melakukan pengamatan pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi di sekolah terkait dengan pergaulan antar siswa dengan siswa, siswa dengan gurukepala sekolah, guru dengan guru atau guru dengan kepala sekolah. 4. Guru menanamkan kesadaran berkonstitusi kepada peserta didik dan dilanjutkan mengucapkan rasa syukur karena pelajaran kali ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Penilaian 1. Penilaian Sikap Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian, kerja sama peserta didik pada saat mengerjakan tugas mengkaji perbedaan negara demokrasi dengan negara otoriter, menganalisis jenis demokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia. 2. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diminta untuk mengerjakan Tugas Mandiri dan dapat dilihat dari ketepatan peserta didik pada saat menjawab pertanyaan dari guru secara lisantertulis yang terkait dengan materi yang baru saja dikaji, antara lain. a. Jelaskan pengertian demokrasi b. Uraikan macam-macam demokrasi c. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang prinsip-prinsip demokrasi 3. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan dapat dilihat dari kemampuan menyampaikan pendapat atau mempresentasikan hasil tugasnya. Penilaian pengetahuan Di unduh dari 94 Kelas XI SMAMASMKMAK dapat dilihat dari ketepatan peserta didik pada saat menjawab pertanyaan dari guru. 2. Pertemuan Kedua 2 x 45 menit
Oleh Fata Sang Pujangga* Barangkali saya adalah salah satu diantara banyak orang yang suka bercermin. Sampai-sampai saya meletakkan cermin itu selebar kamar. Wah, untuk apa? Ya, agar dapat melakukan autokritik terhadap diri saya sendiri. Minimal tidak mengatakan “monyet” pada saudara yang sebenarnya sejenis dengan saya. Sepintas, cermin-cermin itu belum cukup bagi saya untuk melihat siapa diri saya. Serius! Namun ada satu cermin lain yang tidak lazim dilakukan oleh kebanyakan orang yaitu, buku. Pernahkah kita menjadikan buku sebagai cermin? Mungkin hanya beberapa saja diantara kita, bukan? Dengan buku, saya berupaya membaca diri saya selain pada cermin yang saya sebutkan di atas. Sebab dengan cara ini, saya tidak mudah membuat orang lain tersinggung, begitu juga kalian. Iya, enggak?! Perlu kita akui ketersinggungan itu merupakan sumber konflik yang memecahkan persahabatan dan persaudaraan. Tentu kita sudah mendengar beberapa hari terakhir, yang sudah banyak diberitakan peristiwa kerusuhan di Papua. Unjuk rasa dan kerusuhan terjadi di Jayapura, Papua, serta Manokwari dan Sorong di Papua Barat, hal itu muncul bukan tanpa ada sebab. Insiden aksi rasisme dan persekusi terjadi di Surabaya dan Malang menimpa mahasiswa asal Papua yang dilakukan oleh oknum warga dan aparat keamanan, merupakan pemicu awal dari semua itu. Sangat ironis, karena celaan kata-kata monyet dan anjing itu -sebagaimana yang disampaikan oleh Dorlince Iyowau, 17/08- dilakukan oleh oknum aparat yang seharusnya menjadi pengayom yang ramah bagi masyarakat. Pertanyaanya, apakah mereka sedang tidak sadar? Apakah mereka tidak berpikir? Padahal, manusia adalah binatang yang berpikir, dan ketika mereka berhenti berpikir, maka tinggal binatangnya saja. apakah pencela ini binatang? Mau bicara kok tidak dipikir-pikir dulu. Bicara tentang rasisme yang tidak perlu diobok-obok lagi di negeri ini dan kata-kata monyet yang dilontarkan oknum aparat pada saat itu, saya tiba-tiba ingat dengan buku Sapiens karyanya Yuval Noah Harari. Dia mengatakan manusia yang tersisa saat ini adalah satu-satunya dari banyak genus Homo yang tersisa saat ini. Harari menyebutnya Homo sapiens. Harari mengatakan, suka tidak suka Homo sapiens kita-kita ini adalah anggota dari satu famili besar dan sangat berisik yang disebut kera besar. Nah loh, kera kan sejenis monyet, masak monyet ngatain monyet.—dan ini bukan teori Darwin loh, justru dia memunculkan antitesa teori evolusi Darwin. Beberapa ratus tahun lalu, ada banyak ras atau spesies yang tergolong dalam genus Homo manusia, kata Harari. Diantaranya, ya Homo sapiens, Neaderthal dan Erectus serta Denisova dan lainnya yang saat ini sudah tidak ada. Sehingga menurut Harari satu-satunya manusia yang tersisa di muka Bumi ini adalah Sapiens—ya kita-kita ini. Mengapa spesies Sapiens yang tersisah? Ada dua teori yang menjadi alasan Harari yaitu teori Pergantian dan Teori Perkawinan Silang. Saya cukup menjelaskan teori pertama saja . Teori Pergantian yang menyatakan bahwa Sapiens lah yang menggantikan spesies genus Homo atau manusia sebelumnya tanpa ada pencampuran apapun. Mengapa tinggal satu ras saja? karna ras Sapiens membantai seluruh manusia yang lainnya. Menurut Harari, motif yang paling memungkinkan proses itu terjadi adalah adanya perebutan sumber daya. Itu berarti bahwa tidak ada perbedaan ras antara masyarakat Papua, Jawa, Sumatra dan lainnya. Kita berasal dari satu ras yang sama yaitu Sapiens, yang mampu bertahan hidup sampai saat ini dari beberapa genus Homo yang ada sebelumnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat bercermin siapa kita, siapa saudara kita, dan siapa tetangga kita? Tidak ada alasan lain bahwa kita semua adalah bersaudara. Tidak ada lagi perbedaan rasial untuk kita persoalkan. Toh, kalaupun masih ada yang mengumpat dengan kata-kata yang tidak patut, secara orang tersebut tidak sadar mengumpat dirinya sendiri. Kalau orang lain kita sebut monyet, tentu kita adalah binatang yang lebih buruk dari monyet. Atau mungkin kita sama-sama monyet ya? Maka dari itu, saya sarankan buku itu jadikan cermin, bagi oknum-oknum yang merasa terlibat dalam aksi rasisme itu. Membusuk Ada apa dengan demokrasi? Benarkah membusuk? Kalau saya jelaskan tanpa alasan, khawatir dikatakan profokatif. Patut kita ketahui bahwa calon demagog berkeliaran di negara-negara demokrasi seperti Indonesia, bahkan sekali-sekali salah satunya mencari cela untuk mendapatkan perhatian publik. Selain mereka memunculkan isu rasialisme, tindakan-tindakan persekusi dan diskriminasi sedikit-sedikit mereka tunjukkan. Mereka coba-coba menyulut perlahan untuk menyalakan paham fasisme di negeri ini. Kita juga perlu mewaspadai munculnya Orba dalam bentuk baru. Saya masih ingat akhir tahun lalu pernah membaca How Democracy Die karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt, dimana mereka memberikan cara bagaimana mengenali otoritarianisme pada politikus yang tak punya riwayat antidemokrasi yang jelas? Melalui tulisannya Juan Linz—seorang ahli ilmu politik—mereka bedua mengembangkan satu set berisi empat tanda peringatan terkait perilaku yang bisa membantu kita mengenali tokoh otoriter. Kata mereka, sebaiknya kita khawatir apabila seorang politikus 1 menolak aturan main demokrasi, dengan kata-kata atau perbuatan, 2 menyangkal legitimasi lawan sipil, 3 menoleransi atau menyalurkan kekerasan, atau 4 menunjukkan kesediaan membatasi kebebasan sipil, termasuk media. Sampai di sini, mari kita pura-pura menganalisis insiden yang menimpa mahasiswa Papua. Apakah indakator-indikator tersebut akan menjelaskan adanya tokoh otoriter atau sebuah sistem yang tidak sepenuhnya demokratis? Dimulai dari peristiwa yang terjadi di Malang, yang saat itu Aliansi Mahasiswa Papua AMP melakukan aksi damai, namun dihadang oleh ormas dan intel berpakaian preman. Mereka dipukul dengan helm dan dilempari batu, bagitu penuturan juru bicara AMP Wenne Huby yang saya baca di 15/08. Dari peristiwa itu terdapat tindakan-tindakan yang tidak demokratis, seperti membatasi kebebesan sipil, membatasi protes, kritik terhadap pemerintah, melakukan kekerasan yang hal ini termasuk penjabaran dari indikator ke-empat dalam buku tersebut. Begitu pula peristiwa yang terjadi di Surabaya, tidak mungkin sekelompok aparat mendatangi asrama mahasiswa Papua tanpa ada komando dari atasan. Dari pemberitaan yang saya saksikan terdapat persekusi terhadap mereka, seolah-seolah aparat-aparat ini hendak menangkap teroris. Aparat macam apa ini? Senjata menjadi alat untuk melawan mahasiswa. Selain itu aparat ini menuduh tampa dasar yang dianggap melanggar hukum. Misal menuduh mereka membuang bendera merah putih tanpa bukti. Seolah-olah mahasiswa Papua adalah ancaman eksistensial, baik keamanan nasional maupun cara hidup yang umum. Ciri-ciri tersebut sangat erat kaitannya dengan empat indikator di atas. Itu berarti apa? Otoritarianisme sedang diuji coba kembali di negeri ini. dan tubuh demokrasi sedang membusuk, terdapat ulat-ulat jahat menggerogoti tubuhnya. Melihat integrasi bangsa ini sedang terganggu. Selain persatuan yang perlu kita kokohkan dengan meredam isu-isu rasial yang profokatif, dan memperbaiki demokrasi ini, kita perlu diam-diam mengintip ada apa dan siapa di balik semua ini? * Penulis merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Politik di Universitas Nasional Jakarta
Sosiologi Info - Coba Kalian Identifikasi Temukan Nilai Nilai Apa Saja yang Terdapat dalam Puisi di Atas, Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA simak pembahasan dan ulasan untuk Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA PPKN PKN sebagai jawaban alternatif. Simak inilah Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PPKN, dikutip dari buku pelajaran untuk siswa mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 11 SMA MA SMK terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud RI edisi revisi 2017 ini digunakan untuk siswa dalam proses belajar. Perlu diingat ya adik adik bahwa jawaban dibawah ini hanya sebagai tambahan referensi dalam belajar menjadi jawaban mutlak benar 100 persen. Oleh karena itu adik adik masih dapat mengeksplorasi jawaban dulu adik adik menjawab dengan semampunya soal pertanyaan dibawah ini ya. Nantinya jawaban adik adik dengan jawaban alternatif yang ada dibawah ini, sebagai tambahan referensi sebelum adik adik memahami pertanyaan soal diatas, mari sama sama simak dulu pembahasan tentang Demokrasi dibawah berikut DemokrasiSudah pasti tidak asing lagi mendengar dan membaca kata demokrasi. Nah kata demokrasi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu Demos yang artinya adalah rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan. Maka dengan demikian Demokrasi adalah sebagai pemerintahan rakyat. Ada juga yang menyebutkan demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Kemudian, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, demokrasi adalah istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Begitu juga dapat diartikan bahwa sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi ada di tangan dijalankan langsung oleh rakyat melalui wakil wakil yang masyarakat pilih di dalam sistem pemilihan bebas aktif. Kemudian dalam pendapat dan pandangan serta perspektif Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat oleh rakyat, dan untuk rakyat. Itu artinya rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktvitias kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun. Ya karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, sebagai sebuah konsep politik, demokrasi adalah landasan yang terus berproses ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu rakyat diberi peran penting dalam dalam memutuskan berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa dan negara yang membaca dan memahami pengertian demokrasi itu sendiri, mari sama sama menjawab soal dibawah ini dengan seksama ya adik ini agar adik adik dapat memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi mari baca puisi karya Taufik bukunya berjudul Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba Halaman 282-285, simaklah dan maknailah, berikut dibawah Kebun BinatangMari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama,Karena kita ingin mendengar gagasan pimpinan baru kota para hewan itu. Pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandangdan kandang itu kandang yang penting posisinya. Kandang itu berpagar kawat yang cantik ornamennya,Tinggi oleh siapa pun tak terlompati,Kekar oleh siapa pun tak tergoyahkan,Luasnya sepuluh hektar,Di dalamnya ada danau, gua, padang rumput, dan kandang itu kambing, kelinci, kijang, kucing, kuda, kerbau, keledai,anjing, domba, sapi, gajah, rusa, monyet, perkutut, burung hantu, dan jerapah. Pak kepala kebun binatang berminat benar memasukkan serigala ke dalam kandang besar itu, karena katanya sudah 34 tahun lamanya makhluk ini berada di luar sana. Alasannya adalah bahwa demokrasi hewan harus ditegakkan,Termasuk demokrasi serigala, ukuran demokrasi adalah “sama-sama hewan”Dan gagasan ini dengan gigih didukung kepala kebun hewan lainnya itu tak mereka, definisi demokrasi adalah “sama-sama hewan yang tidakmemakan satu sama lain, tidak memangsa satu sama lain”.Pak kepala, ganjilnya, tak menerima logika ini dan tetap memihak definisidemokrasi harinya, selepas acara makan pagi para penghuni kebunbinatang,dia membawa seekor hewan berkaki empat ke depan kandang itu.”kalian tengoklah makhluk penyabar ini. Perhatikan bulunya yang bersihberkilat, telinganya yang lemas terkulai dan bahasa badannya yang kan dia jinak dan baik hati,” kata pak kepala,Ke-17 hewan berteriak. “Lho, itu kan serigala yang memakai jaket kulit kambingdan memakai telinga kambing palsu.” seru mereka. ”Biar menyamar seperti apa,pak kepala, kami tetap kenal betul bau keringat badannya.”Dua puluh empat jam kemudian, kepala kebun binatang datang kedepan pintu kandang dan menuntun lagi makhluk itu. “saya mintakalian dengan hati terbuka memperhatikan ciptaan Tuhan ini. Perhatikantingkah lakunya yang mandiri, matanya yang bening dan suci, ekspresiluhurnya budi pekerti. Nah bukankah dia jinak dan baik hati?” hewan penghuni kandang bersorak. “Yaaah, itu kan serigala menyamarlagi, yang memakai rompi bulu domba, dan memakai tanduk domba palsu.”serumereka. “Biar menyamar seperti apa, pak kepala, biar bulunya wol putih sepertidomba Australia, kami tetap kenal gigi dan taringnya yang runcing-runcing itu.”Kepala kebun bintang tampak kesal, gerahamnya gemeletuk danwajahnya mulai memerah.´”Bagaimana kalian ini, kok tidakmenghormati demokrasi serigala? Hargailah hak asasi hewan, artinya,jangan mengucilkan hewan apapun,”katanya...............Setelah kalian membaca puisi diatas, coba kalian jawab pertanyaan pertanyaan di bawah Kalian Identifikasi Temukan Nilai Nilai Apa Saja yang Terdapat dalam Puisi di Atas, Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA PPKNJawabannya yaitu 1. Nilai moral2. NIlai estetis3. Nilai politik4. Nilai sosial5. Nilai budayaItulah jawaban alternatif untuk soal pertanyaan yang ada diatas, semoga dapat membantu dalam memberikan referensi jawaban ya adik pembahasan tentang Coba Kalian Identifikasi Temukan Nilai Nilai Apa Saja yang Terdapat dalam Puisi di Atas, Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA simak pembahasan dan ulasan untuk Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA PPKN PKN sebagai jawaban alternatif. Simak inilah Kunci Jawaban Halaman 39 Kelas 11 SMA Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PPKN, dikutip dari buku pelajaran untuk siswa mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 11 SMA MA SMK terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud RI edisi revisi 2017 ini digunakan untuk siswa dalam proses belajar. Perlu diingat ya adik adik bahwa jawaban dibawah ini hanya sebagai tambahan referensi dalam belajar menjadi jawaban mutlak benar 100 persen. Oleh karena itu adik adik masih dapat mengeksplorasi jawaban dulu adik adik menjawab dengan semampunya soal pertanyaan dibawah ini ya. Nantinya jawaban adik adik dengan jawaban alternatif yang ada dibawah ini, sebagai tambahan referensi bacaan.Disclaimer Jawaban diatas tidak menjadi jawaban mutlak kebanarannya 100 persen. Adik adik silahkan untuk mengeksplorasi jawaban lainnya yang diatas itu hanya sebagai tambahan referensi saja, agar dapat membantu adik adik dan orang tua dalam mencari bahan bacaan tambahan.
Demokrasi Kebun Binatang Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama,Karena kita ingin mendengar gagasanpimpinan baru kota parahewan baru kebun binatang inginmereposisi sebuah kandangdan kandang itu kandang yang itu berpagar kawat yang cantikornamennya,Tinggi oleh siapapun tak terlompati,Kekar oleh siapapun tak tergoyahkan,Luasnya sepuluh hektar,Di dalamya ada danau, gua, padang rumputdan kandang itu kambing, kelinci,kijang, kucing, kuda,kerbau,keledai, anjung, domba, sapi, gajah,rusa, monyet, perkutut,burung hantu dan kepala kebun binatang berminat benarmemasukkan serigala kedalam kandang besar itu, Karena katanyasudah 34 tahun lamanyamakhluk ini berada di luar adalah bahwa demokrasi hewanharus ditegakkan,Termasuk demokrasi serigala, ukuran demokrasi adalah“sama-sama hewan”Dan gagasan ini dengan gigih di didukungkepala kebun hewan lainnya itu tak mereka, definisi demokrasi adalah“sama-sama hewan yangtidak memakan satu sama lain, tidakmemangsa satu sama lain”.Pak kepala, ganjilnya, tak menerima logikaini dan tetap memihakdefinisi demokrasi harinya, selepas acara makan pagipara penghunikebun binatang,Dia membawa seekor hewan berkaki empatke depan kandangitu.”kalian tengoklah makhluk penyabar bulunyayang bersih berkilat, telinganya yang lemasterkulai dan bahasabadannya yang sopan. Nah kan dia jinak danbaik hati,”katapak kepala,Ke-17 hewan berteriak. “Lho, itu kanserigala yang memakai jaketkulit kambing dan memakai telinga kambingpalsu.” seru mereka.”Biar menyamar seperti apa, pak kepala,kami tetap kenal betulbau keringat badannya.”Dua puluh empat jam kemudian, kepalakebun binatangdatang ke depan pintu kandang danmenuntun lagi makhlukitu. “saya minta kalian dengan hati terbukamemperhatikanciptaan Tuhan ini. Perhatikan tingkahlakunya yang mandiri,matanya yang bening dan suci, ekspresiluhurnya budi bukankah dia jinak dan baikhati?” hewan penghuni kandang bersorak.“Yaaah, itu kan serigalamenyamar lagi, yang memakai rompi buludomba, dan memakaitanduk domba palsu.”seru mereka. “Biarmenyamar seperti apa,pak kepala, biar bulunya wol putih sepertidomba Australia, kamitetap kenal gigi dan taringnya yang runcing-runcing itu.”Kepala kebun bintang tampak kesal,gerahamnya gemeletukdan wajahnya mulai memerah.´”Bagaimanakalian ini,kok tidak menghormati demokrasi serigala?Hargailahhak asasi hewan, artinya, janganmengucilkan hewanapapun,”katanya.............. .Setelah kalian membaca puisi di atas, cobakalian jawab pertanyaanpertanyaandi bawah Mengapa istilah demokrasi maknanyaberanekaragam?2. Bisakah kita memaksakan pemahamantentang demokrasi kepadaorang lain? Berikan Coba kalian identifikasi/temukan nilai-nilai apa saja yang terdapatdalam puisi di Dari nilai-nilai yang sudahdiidentifikasikan, nilai-nilai apa saja yangpantas dan tidak pantas untuk dilakukandalam kehidupan sehari-hari?
Di Kebun Binatang Mereka yang kelaparan ilmu, cinta dan alam atau sekedar hiburan bertemu di sini menyaksikan hewan-hewan yang juga kelaparan kurang makan. Ular-ular yang berbisa harus diasingkan dalam kerangkeng perkasa hingga tidak lagi bisa meracuni kehidupan. Beruang yang dua kali pernah lepas dari kandang dan menerkam anak-anak mundar-mandir dalam jerjak yang membatasi ruang gerak. Serigala jantan itu sekarang kesepian dan telah berjatuhan gigi, taring dan cakarnya sendirian di dalam kandang. Sedang anjing-anjing kampung bisanya cuma menggonggong dan rebutan tulang, jikalau dihalau orang lari berpencaran tapi kemudian rebutan lagi tulang. Singa yang tua dengan gerak-gerak tua mengaum tua di kandang yang tua dan tidak lagi menakutkan anak-anak yang memandangnya sambil ketawa, dan berjingkrak-jingkrak. Ada kalanya buaya naik pula ke darat asik berjemur sambil pura-pura tidur menanti saat yang baik untuk menyergap pitik yang datang mendekat tak berjaga-jaga. Seekor banteng di kandang mengasah tanduk yang tumpul di dalam lumpur kubangan yang dibuatnya sendiri, tak berteman, tak berkawan, cuma sendirian saja. Ada dua babi hutan betina dan jantan menyungkur-nyungkur tanah mencari cacing lemah sepanjang waktu dan penuh napsu. Ringkik anak kuda yang berlari-lari ke sana ke mari memekakkan telinga para manusia dan lain-lain hewan di kebun binatang ini. Mereka yang kelaparan manusia dan hewan bertemu di sini setiap hari saling memandang, cuma saling memandang. Sumber Pabila dan Dimana 1977 Puisi Di Kebun Binatang Karya Ayatrohaedi
puisi demokrasi kebun binatang