Selain soal cinta, Chairil Anwar pernah mengeluarkan puisi-puisi bertema ematian, individualisme, dan ekstensialisme. Karya-karya Chairil dikompilasikan dalam tiga buku, yaitu Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir yang merupakan kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin (1950
Baca Juga: Berikut 3 Tips Memperlakukan Adsense dengan Tepat Agar Mendatangkan Revenue yang Menguntungkan. 1. Filsafat Cinta Karya Sabrina Maharani. 2. SIMPOSIUM (Filsafat, Cinta, dan Keindahan) Karya Plato. 3. Logika Cinta (Ketika Cinta Bukan Sekedar Rasa) Karya Sigit Risat. Baca Juga: 5 Keahlian yang Harus Dimiliki Mahasiswa, No 5 Wajib Dicatat!
Selama hidupnya, Chairil Anwar melahirkan sebanyak 96 karya sastra, termasuk 70 puisi. Chairil Anwar meninggal pada tahun 1949, di usia yang terbilang muda, 27 tahun, karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Berikut ini beberapa puisi karya Chairil Anwar dengan berbagai tema, seperti tentang cinta hingga perjuangan membela Tanah Air. 1.
Parafrase Puisi Aku Tulis Pamplet Ini Karya W.S. R Pendekatan Analitis dalam Puisi Sajak Sebatang Lisong; Pentingnya Ikatan Sosial : Krisis Kemanusiaan di D Parafrase Puisi Sajak Sebatang Lisong Karya W.S. R Apresiasi Puisi 'Gadis Peminta-minta' Karya Toto S Apresiasi Puisi 'Diponegoro' Karya Chairil Anwar
Kini Chairil Anwar sudah pergi, namun namanya masih tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Menurut buku H.B. Jashin "Anwar on a Chair" (2009: 53), ia adalah seorang Anwar di atas kursi, orang yang penuh misteri dan hal-hal yang tidak terduga. Puisi Chairil menunjukkan pembaharuan sastra, khususnya puisi Indonesia.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu.
puisi diponegoro karya chairil anwar bertema