JALALUDDINRUMI SANG DARWIS Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. @ Di Timur terdengar pendapat di kalangan luas bahwa ia mempunyai hubungan erat dengan kaum mistik dan pemikir Barat. Versi kisah ini diterjemahkan dari
Istilahtasawuf yang sering juga disebut dengan istilah sufi memang sangat jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Meskipun begitu, sebagai umat insan yang terus belajar, sudah sepatutnya kita mengetahui arti atau pun makna istilah tasawuf.
JalaluddinRumi mengatakan bahwa cinta adalah penyembuh bagi kebanggaan dan kesombongan, dan pengobat bagi seluruh kekurangan diri. Hanya mereka yang berjubah cinta sajalah yang sepenuhnya tidak mementingkan diri. Sesungguhnya, "cinta" menjadi satu-satunya kendaraan transformasi. Dalam sajaknya iaberkata : Melalui cinta duri menjadi mawar, dan
FAKULTASUSHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2007 i. CINTA ILAHI DALAM PERSPEKTIF SUFI (Telaah Psikologi: Jalaluddin Rumi dan Rabi'ah al-Adawiyah) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Ushuluddin. Oleh : IDA NURSANTI NIM. 4101047. Semarang, 3 Februari 2007.
171 Puisi Sufi Jalaluddin Rumi - Matsnawi Vol. I. Eps. 12 Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi. Cerpen Sandi Firly (Kompas, 01 Desember 2019) Ketika Chairil tiba di bar itu menjelang tengah malam, Sapardi duduk di kursi dengan sebuah buku puisi tipis di tangan.
Vay Nhanh Fast Money. ï»żKumpulan puisi sufi Jalaludin Rumi dan syair tentang agama dan kehidupan. Setelah kata kata Jalaludin Rumi dalam bentuk puisi cinta dan sajak tasawuf, maka kali ini adalah syair sufi tentang kehidupan dan kata bijak Jalaludin Rumi tentang agama dalam bentuk puisi apa itu sufi, berdasarkan wikipedia pengertian sufi adalah penyebutan untuk orang-orang yang mendalami sufisme atau ilmu tasawwuf, tentang kata sufi ini merupakan tema puisi tentang agama dan kehidupan atau puisi religius karya Jalaludin Rumi diterbitkan blog puisi dan kata bijak untuk kali berikut ini adalah daftar judul kumpulan puisi sufi Jalaludin Rumi dan puisi Jalaludin Rumi tentang agama dan kehidupan dipublikasikan diantaraanyaSekitar 16 judul puisi karya Jalaludin Rumi yang berisi puisi nasehat dan puisi agama Islam dan Puisi Sufi Jalaluddin Rumi Syair Tentang Agama Dan KehidupanBagaimana kata bijak jalaludin rumi tentang agama dan cerita syair sufi tentang kehidupan yang dipublikasikan blog puisi dan kata sama halnya dengan Quotes Jalaluddin Rumi dan tafsirnya, ataukah tentang puisi religius yang memuat doa hari akhir, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini nasehat syekh jalaludin rumi dalam deretan bait kumpulan puisi sufi Jalaludin Rumi dan puisi tentang agama dan kehidupan dibawah ini. 1. KEMBALI PADA TUHANJika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,maka milikilah prasangka yang baik tentangTuhan. Begitulah caranya!Jika engkau hanya mampu merangkak,maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;kerana Tuhan, dengan rahmatNyaakan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan,maka kurangilah menjadi Sembilan puluh Sembilansaja. Begitulah caranya!Wahai pejalan!Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirmanâKetika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang,ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.â2. Puisi Sufi Jalaludin RumiBagian kedua kumpulan puisi dan syair Jalaluddin Rumi adalah adalah tema puisi sufi, yang berisi nasehat syekh jalaludin rumi dalam bentuk puisi, dan untuk lebih jelasnya disimak saja berikut MENGENALNYAKarena hanya Kearifan satu-satunya kendaraan Muslim sejati, ia tahu pasti dari siapa saja ia harus mendengar tentang Kearifan,Dan ketika ia mengetahui dirinya berhadapan muka dengannya, betapa akan timbul keraguan? Betapa mungkin akan keliru?Jika kepada orang yang haus kau berkata,âIni segelas air, minumlah!âAkankah orang itu menjawab,âAh, itu cuma kata-kata biarkan aku sendirian, o Pembohong, pergilah kau!âAtau katakanlah ada seorang ibu berteriak kepada bayinya, âDengar, anakku, aku ini ibumu!âAdakah si bayi akan berkata,âTunjukkan dulu buktinya, supaya aku nikmat menetek susvmu.âJika hati seseorang telah memiliki penglihatan batin, wajah dan suara Rasulullah benar-benar mukjizat nabi berseru dari luar hatinya, jiwa orang akan luluh memuji di dalam batinnya,Sebab tak pernah di dunia ini telinga jiwa akan mendengar seruan yang sama seperti seruan yang amat mempesona itu terdengar oleh jiwa yang terbuangâia adalah seruan Tuhan,âLihat, Aku dekat.âSUFI SEJATIApa yang membuat orang jadi sufi? Hati yang baju yang kumal dan nafsu yang yang terikat pada dunia telah memakai segala ampas dapat ia saring sari murninya;Sufi sejati mudah dalam kesulitan, riang dalam pelindung yang menjaga gapura mengurung tempat yang tenteram itu dengan pentungan menakutkanAkan memberi jalan kepadanya, dan tanpa kenal takut ia pun memperlihatkan panah sang Raja, masuk ke TERHADAP DUNIASetiap malam Kau bebaskan ruh kami dari jerat tubuhdan Kau hapus seluruh kenangan dari malam ruh kami bebas dari sangkar ini,selesailah sudah segala pertemuan, bincang-bincang dan malam hari para tahanan melupakan penjaranya, dimalam hari para pembesar pun melupakan duka, pertimbangan untung maupun rugi, gagasan orang ini ataupun orang keadaan orang Sufi, sekalipun dia tak lagi tidur Tuhan berfirman, âKau tentu mengira mereka itu bangun padahal mereka itu tidur.âDia tertidur, siang dan malam, terhadap urusan-urusan dunia ini, bagai sebuah pena di tangan telah memperlihatkan sebagian keadaanya, sedangkan orang yang kasar pun oleh tidur dapat terbuaiRuh mereka masuk ke Hutan Belantara yang kata taksanggup mengucap, kata-kata, jiwa dan tubuh dengan sebuah siulan Kau panggil mereka kembalike jeratnya, membawa mereka kembali ke keadilan saat fajar, seperti Israfil, Dia memanggil merekakembali dari Sana ke dunia yang tak berbentuk Dia tawan sekali lagi danmenjadikan setiap tubuh sarat dengan amal baik danburuk.KEBENARAN DI DALAM DIRI KITAAda taman indah, penuh pohon yang lebatAnggur dan rumput menghijau dan di situ duduklah seorang sufi, memejamkan tunduk, tenggelam dalam tafakurSeseorang bertanya,âHai, mengapa tak kaulihatTanda-tanda Yang Maha Pengasih di sekitarmu yang diperintahkan oleh-Nya agar direnungi?âSufi menjawab,âTanda-tanda-Nya dalam diriku telah membentangkan dirinya, yang di luar hanyalah lambang dari Tanda-tanda.âApa makna keindahan di dunia ini?Bagai pantulan dahan bergoyang di air, ia adalah bayang-bayangTaman Kekal yang membentang dalam kalbu Insan Kamil yang tak pernah layu3. Puisi Jalaluddin Rumi Tentang AgamaSelanjutnya adalah kata bijak jalaludin rumi tentang agama dalam bentuk puisi, Bagaimana kata kata puisi jalaluddin rumi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja dibawah BERSIH MELIHAT TUHANSetiap orang melihat Yang Tak Terlihat dalam persemayaman penglihatan itu bergantung pada seberapakah ia menggosok hati siapa yang menggosoknya hingga kilap,maka bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat semakin nyata WAKTUSetiap saat engkau mati dan kembali. âDunia ini hanya sekejab,â sabda kita adalah anak panah yang dibidikkan oleh-NyaBagaimana ia akan tetap tinggal di udara? Ia akan kembali lagi kepada saat dunia diperbaharui kembali, dan kita tidak menyadari perubahannya yang tak pernah pun senantiasa mengalir baru, meski dalam tubuh tampak kemiripan bentuk yang cepatnya ia tampak berkesinambungan, bagai kembang api yang engkau putar dengan dan masa adalah gejala yang dihasilkan oleh cepatnya Tindakan Tuhan,Bagaikan punting berapi yang cekatan diputar menimbulkan ilusi lingkaran api RUHANIApabila engkau ikut serta dalam barisan mereka yang mengadakan Pendakian,ketiadaan akan membawamu keatas bagaikan bukanlah seperti naiknya makhluk hidup ke bulan;bukan, melainkan seperti naiknya pohon tebu ke bukanlah seperti naiknya asap ke langit; bukan itu,melainkan seperti naiknya embrio ke rasionalitas.4. Puisi Jalaludin Rumi Tentang Kehidupan Dan AgamaDan bagaian keempat adalah puisi jalaludin rumi tentang kehidupan, bagaimana kata kata nasehat kehidupan syekh jalaludin rumi, salam bait puisi kehidupan yang diterbitkan blog puisi dan kata bijak. untuk lebih jelasnya disimaks aja kata kata jalaludin rumi dibawah KEHIDUPANSeluruh kemampuan manusia tidaklah permanenseluruhnya akan musnah pada hari cahaya kesadaran dan seluruh ruh nenekmoyang kita bukanlah sirna semuanya, laksana yang telah meninggal dunia bukanlah tidak-adamereka terendam dalam Sifat-sifat sifatnya terhisap ke dalam Sifat-sifat Ilahi, samaseperti hilangnya bintang-bintang oleh hadirnya engkau menanyakan sumber dari Al-Qurâan, bacalah ayat, âSetiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi ke Hadapan Kami muhdarun.Orang yang disebut dengan kata muhdarun bukanlah sehingga engkau dapat memperoleh pengetahuan yang pasti tentang abadinya kehidupan yang terhalang dari kehidupan abadi berada dalam kesengsaraan; ruh yang senantiasa bersatu denganTuhan terbebas dari berbagai KENANGANDikisahkan, seruling dan kecapi yang menawan telinga kitaNadanya berasal dari perputaran angkasa;Namun Iman, yang melampaui lompatan spekulasi,Dapat mengerti merdunya setiap suara yang tak yang bagian dari Adam, bersamanya mendengarkanNyanyian para Malaikat dan tumpul dan menyedihkan, ingatan kamiMasih menyimpan gema alunan nada musik adalah hidangan bagi para pencinta,Musik kan melambungkan jiwa ke dunia berpijar, api abadi pun kian berkobarSembari menikmati dengan suka-ria kami pun KENANGAN IINada seruling dan puput yang menawan dari putaran angkasa biru iman yang mengatas rantai angan dan si pembuat suara sumbang dan adalah bagian dari Adam, bersamanya kami para malaikat dan kami, walau tolol dan alunan musik biola musik adalah daging semua menggetarlambungkan jiwa ke langit berpijar, api abadi tambah dengar senantiasa dan hidup dalam ria dan TERLAHIRKANJika ada yang mengatakan kepada benih di rahim, âDi luar sana ada sebuah dunia yang sangat tertib,Sebuah bumi yang menyenangkan, luas-lebar, penuh kesenangan dan banyak makanan;Gunung, lautan, lembah-lembah, taman-taman semerbak dan sawah-ladang ada di sana;Langitnya begitu tinggi dan terang, sinar matahari, cahaya bulan dan bintang tak terkira;Keajaibannya tak terlukiskan mengapa kautinggal, mereguk darah, di dalam periuk kotor dan penuh kesengsaraan ini?Benih, sebagaimana benih, tentu akan berpaling tak percaya; sebab orang buta tak punya di dunia ini, apabila orang alim menceritakan ada sebuah dunia yang tanpa semerbak dan warna,Tak seorang di antara sekalian orang bodoh mau mendengar nafsu angkara adalah rintangan paling kukuh dan dengan hasrat benih akan darah yang telah mengasuhnya di tempat hina,Telah mencegahnya melihat dunia, sehingga sejak itu makanannya tak ada selain TIDUR DAN SEBUAH KEALPAANSeseorang yang telah bertahun-tahun hidup di suatu kota, segera setelah ia kota lain yang penuh kebaikan dan keburukan, dan kotanya sendiri melayang dari pernah ia berkata pada dirinya, âIni kota baru aku seorang asing di sini.âSebaliknya, ia membayangkan sering tinggal di kota itu, dilahirkan dan dibesarkan di kita jika jiwa tak ingat lagi akan kampung halamannya dulu dan tanah ia terbungkus dalam tidur sesaat di dunia ini, seperti bintang diselimuti awan?Lebih-lebih ketika ia menjejakkan kaki di berbagai kota dan debu yang menutupi penglihatannya belum tersapu.5. Puisi Jalaludin Rumi Tentang KerinduanSelanjutnya adalah puisi jalaludin rumi tentang rindu, dan untuk lebih jelansya disimak saja puisi jalaludin rumi tentang kerinduan berikut SERULINGDengar alunan pilu seruling sendu menusuk tercerai ia dari batangnya induk yang sesak dipenuhi cinta dan dekat tempatnya rahasia laguku seorang tahu serta kurindu kawan yang mengerti tanda mencampur rohnya dengan cintalah yang membakar cintalah yang memberiku cita kautahu bagaimana pecinta luka?Dengar, dengar alunan seruling bambu.6. Puisi Jalaludin Rumi Tentang KematianDan bagian kenam kumpulan syair dan puisi agama Jalaluddin rumi adalahh puisi jalaludin rumi tentang kematian bagaimana cerita syair kematian tersebut, selengkapnya disimak saja berikut pangeran umat manusia, betul-betul mengatakan bahwa tak seorang pun yang meninggalkan dunia iniMerasa sedih dan menyesal karena telah mati; namun begitu ia sangat menyesal telah kehilangankesempatan,Seraya berkata pada dirinya,âMengapa tak kujadikan mati sebagai tujuankuâmati sebagai kedai segala keberuntungan dan kekayaan, Dan mengapa tak kukendalikan hidupku yang tertipu oleh bayang-bayang yang mudah lenyap dalam sekejap?âSedih memikirkan mati tak ada hubungannya dengan ajal, hal itu disebabkan karena mereka berada dalam bentuk-bentuk keberadaan yang tak pernah merasa bahwa semua buih ini beriak dan hidup karena Sang Lautan telah melempar buih ke pantai, datangilah kubur dan lihat mereka!Tanyakan pada mereka, âDi mana arus gelombangmu sekarang?âDan dengar jawab bisu mereka,âTanyakan pada Lautan, jangan kepada kami.âBagaimana buih dapat melayang tanpa ombak?Bagaimana debu bisa bangkit ke pusarannya tanpa angin?Ketika kausaksikan debu melayang, kausaksikan pulaAngin; ketika kausaksikan buih, kausaksikan pulaLautan Tenaga saksikan, penglihatan batinlah satu-satunya yang paling berguna dalam dirimu selebihnya adalah keping-keping gemuk dan daging, tulang serta seluruh tubuhmu ke dalam Penglihatan Batin jadilah penglihatan, jadilah penglihatan!Seseorang melihat kearifan tak lain sebagai sebuah kebun atau dua buah jalan; yang lain menyelidiki hidup yang sesat dan alam kerohaniaan dan menyaksikan Wajah Raja mereka.7. IMAN DAN AMALTuhan telah memasang tangga di hadapan kita kita harus mendakinya, setahap demi memiliki kaki mengapa dibiarkan lumpuh?Engkau punya tangan mengapa jari-jarinya tak kau pergunakan untuk menggenggam?Kebebasan-kehendak adalah upaya untuk bersyukur kepada Tuhan atas Karunia-Nya; kepasrahanmu berarti mencampakkan Karunia karena mampu bertindak bebas akan menambah kemampuanmu bersyukur Jabariyah merenggut apa yang Tuhan telah perampok itu berada di tengah perjalanan jangan tidur sampai engkau melihat gapura dan pintu gerbang!Apabila engkau bertawakkal kepada Tuhan, bertawakallah kepada-Nya dengan amalmu!Sebarkanlah benih, kemudian serahkanlah kepada Yang Maha Kuasa!Demikianlah puisi mistik jalaludin rumi dalam kumpulan puisi sufi dan puisi tentang agama dan kehidupan. baca juga puisi agama Islam lainnya atau puisi religi tentang hari akhir di halaman blog puisi dan kata bijak, semoga puisi dan syair sufi tentang kehidupan serta nasehat syekh jalaludin rumi yang diterbitkan bermanfaat.
1. Tawakal Bila awan tidak menangis, mana mungkin taman akan tersenyum. Sampai anda telah menemukan rasa sakit, anda tidak akan mencapai obatnya Sampai hidup anda sudah menyerah, anda tidak akan bersatu dengan Jiwa tertinggi Sampai anda telah menemukan api dalam diri anda, seperti Teman, anda tidak akan mencapai musim semi kehidupan, JL. R 1201 Puisi di atas menggambarkan betapa kepasrahan/tawakkal akan menemui Sang kekasih idaman, menyatukan diri, berkelindan dengan kewujudan itu sendiri. Kalimat kepasrahan Rumi terdapat dalam baris puisi ke lima /sampai hidup anda sudah menyerah/ anda tidak akan bersatu dengan 34 Jiwa tertinggi/ kalimat yang digunakan adalah mengkontradiksikan dengan kalimat yang lain, mengkontrakan dua bait untuk memastikan keutuhan kalimat kepasrahan pada Sang Tuhan, /sampai/ kata ini menunjukkan jalan yang panjang yang akan ditempuh oleh seorang pencari Tuhan untuk menuju suatu tujuan yang hekekat, yaitu Tuhan itu sendiri, dan kata /sampai/ini diulang 3 kali dalam satu tema puisi yaitu / Sampai anda telah menemukan rasa sakit/ Sampai hidup anda sudah menyerah,/ Sampai anda telah menemukan api dalam diri anda, seperti Teman, artinya betapa jalan yang harus ditempuh itu jauh dan penuh dengan liku-liku. Dan sesudah kata /sampai/ adalah /hidup anda sudah menyerah/ hidup adalah gerak, sampai untuk menemukan dan menempuh jalan dengan gerak untuk menemukan kedirian /anda/ ini sesuai dengan sebuah hadis barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannyaâ. Kemudian ada kata /menyerah/ yang artinya kepasrahan kepada Tuhan akan jalan kehidupannya, ia tidak pernah sampai menemukan Tuhannya sebelum ia sampai pada sebuah kepasrahan total, sebelum kata menyerah Rumi menyelipkan kata /sudah/ artinya kepasrahan itu sudah ditempuh sedemikian rupa maka baru ia bisa sampai pada kesatuan dengan Tuhan. Bait ke empat sebuah penegasan dampak dari kepasraan /anda tidak akan bersatu dengan Jiwa tertinggi/adalah kebesatuan dengan Tuhan, penggunakan kalimat /tidak akan bersatu/ini peniadaan seperti kalimat la ilaha atau hasr pembatasan untuk menemukan kepastiaan akan ada, meniadakan untuk mengadakan, bukan mengadakan untuk mentiadakan. Tidak akan bersatu dengan Tuhan, bukan tidak bisa menyatukan dirinya dengan Tuhan, tetapi kata âtidakâ untuk âia/wujudâ keadaan yang sebenarnya, atau sebuah pertemuan yang sesungguhnya. Rumi dalam bait terakhir ke empat walau pun yang dituju adalah Tuhan, tapi ia menggunakan Jiwa tertinggi, bahwa perjalanan yang ditempuh cukup jauh dan bagaimana menemukan Tuhan untuk bersatu denganNya, maka ia harus benar-benar sampai pada kepasrahan yang sesungguhnya, maka akan 35 menemukan ketinggian baik ia adalah Tuhan Maha Tinggi, atau derajat yang tinggi, atau pengetahuan yang tinggi, karena seseorang tidak akan pernah menemukan dirinya sebelum meniadakan dirinya. Akan menemukan ada karena adanya tidak ada, dan menemukan ketiadaan karena ia merasakan atau melihat atau menemukan ada. Bait ke tiga, sangat terkait dengan bait sebelum dan sesudahnya, dan bait-bait tersebut menegaskan arti dari sebuah kepasrahan kepada Jiwa tertinggi. Bait kedua /sampai anda telah menemukan rasa sakit/ anda tidak akan mencapai obatnya. Rasa sakit yang dirasakan oleh seseorang adalah sebuah proses untuk menemukan dirinya yang sehat, atau seseorang yang sehat belum dikatakan sehat jika ia tidak memiliki pengalaman sakit, karena rasa itu juga memiliki dua keintiman, yang ababila tidak merasakan salah-satunya maka ia akan menemukan yang lain. Dalam bait di atas / anda tidak akan mencapai obatnya/ obat itu hanya dirasakan jika sakit menderanya, ini memiliki makna bahwa rasa sakit sebenarnya adalah obat itu sendiri, bagi seorang pencinta sakit adalah obat untuk menemukan arti sebuah cinta, seperti jembatan kematian untuk menemui hakekat cintanya ketika ia dibangkitkan. Obat kehakikian akan ditemukan, jika rasa sakit didedaranya. Inilah arti sebuah kepasrahan, sakit bagian dari takdir, dan obatnya adalah kehadiran merasakan sakit yang telah dideritanya, menikmati kesekenario Tuhan akan penyakit yang telah ditimpakan kepadanya, maka obat akan ia temukan jika benar-benar merasakan sakitnya. Obat di sini bisa diartikan obat hati, obat pikiran dan obat tubuh. Dan ia tidak akan merasakan kenikmatan kehidupan sebelum ia mersakan bagaimana penderitaan hidup. Sampai anda telah menemukan api dalam diri anda, seperti teman, /anda tidak akan mencapai musim semi kehidupan. Bait puisi ini berinterakasi dengan bait sebelumnya, kalimat yang digunakan seperti bait-bait sebelumnya, yaitu menafikan setelahnya untuk mempertegas maksud yang dituju âkebahagiaanâ, kebahagiaan dalam 36 hidup Rumi menggunakan metafor musim semi, karena musim itu adalah musim yang sungguh indah dalam setahun, bunga-bunga berkembang, membulirkan warna warni, pohon menghijau dan cuaca yang menyejukkan, musim yang sungguh seperti surga dunia di kawasan Timur Tengah seperti Persia, Arab Saudi, dan sekitarnya atau kawasan Afganistan, Pakistan. Untuk menemukan musim itu maka orang harus pernah mengalami musim-musim panas, atau musim dingin dan dinginnya sungguh ekstrim demikian juga panasnya. /sampai anda telah menemukan api dalam diri anda/anda tidak akan mencapai musim semi kehidupan/. Seseorang akan mencapai kehidupan yang indah, pecintaan yang membahagiakan jika ia sudah melalui prahara cobaan dengan penuh kesabaran. Dalam bait di atas sesuai dengan penjelasan Imam Nawawi dalam syarah Qamiâ Tughayan bahwa tawakkal ada tingkatan; tingkatan pertama seperti seseorang yang mewakilkan sesuatu kepada orang lain, tingkatan kedua seperti ketergantungan bayi pada ibunya, dan yang ketiga seperti mayat dihadapan orang yang memandikan. Dan yang nomor tiga inilah tawakkal yang paling tinggi, dalam bait di atas ada kecamuk tangis, rasa sakit, kepedihan, dan kalau itu bisa dilalui maka ia akan mencapai kepasrahan kepada Jiwa tertinggi. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Allah SWT akan mencukupkan keperluannya Q/al-Araf3 . Cukuplah bagi Rumi sebuah kerinduan pertemuan dengan Sang Jiwa tertinggi, dan kerinduan itu dapat ditemukan jika ada kepasrahan kepada Sang Khaliq. 2. Syukur ... hidup seperti tinggal di losmen, tiap hari ganti tamu. Siapa pun tamunya senang-sedih, suka-duka, jangan lupa tersenyum 37 Beberapa puisi Rumi yang tersebar mengandung nila-nilai syukur yang luar biasa, bagaimana ia memahami syukur sebuah cagak untuk menupang atap bangunan spritualnya, salah satu bait puisinya adalah ... hidup seperti tinggal di losmen, tiap hari ganti tamu Jalaluddin Rumi mengganbarkan bahwa kehidupan hanya losmen funduk saghir tempat tinggal sementara, dan orang silih berganti beristirahat di dalamnya, kadang ada yang menikmatinya, ada pula yang merasa jenggah, hanya beristirahat sebentar kemudian tiada. Rumi menggambarkan bahwa tamu yang berseteduh di dalamnya tidaklah lama, mereka berganti orang dan berganti peran, tiada yang sampai berlama-lama di dalamnya, karena losmennya akan digantikan oleh orang setelahnya. Losmen digambarkan kehidupan, dan kehidupan di dunia tiadalah abadi, yang abadi adalah pesan dari kehidupan itu sendiri, kenapa mempertahankan yang tiada abadi, kalau hanya membawa ketiadaan, dan membawa kegaduhan, keluhan, sakit dan penyakit hati. Kalimat /hidup seperti tinggal di losmen/ adalah tamsil dari kenyataan, bahwa losmen tidak pernah tetap dihuni oleh satu orang /tiap hari ganti tamu/, tamu adalah sesuatu yang datang untuk berkunjung, ada tamu hakiki berupa orang mengunjungi teman atau sanak keluarganya, ada tamu sifat dan tamu sikap yang selalu berkelindan pada diri seseorang ada sikap iri, dengki, sombong, riyak ada pula sikap sabar, syukur, dan lainnya. Dan bagaimana memperlakukan tamu yang bertandang pada diri kita, baik tamu hakiki atau tamu metafor. Bait kedua /Siapa pun tamunya senang-sedih, suka-duka/ ketika tamu bertandang dengan segala sifat yang dibawanya, dengan segala karakter yang melekat, dan segala rupa-rupa tamu yang datang, maka /jangan lupa tersenyum/padanya, karena hidup hanya goresan kata di padang pasir. Ia sedikit demi sedikit menghilang dan benar-benar tiada. 38 Tersenyum adalah syukur, seseorang yang merasa senang dengan apapun yang terjadi pada dirinya dan apapun yang menimpa dirinya ia menerima, ia berterima kasih pada Allah terhadap apa yang telah dialaminya. Maka /Siapa pun tamunya senang-sedih, suka-dukaselalu bersyukur dengan /jangan lupa tersenyum/. Tumbuhnya senyum dikarenakan ada kelapangan hati, keluasan dada, dan kesadaran diri. Maka di sanalah letak rasa syukur kepada Allah, karena orang yang bersyukur karena ada kelapangan hati untuk menerima apa pun warnawarni kehidupan. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, nescaya aku menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkarinikmat-Ku maka pasti azab-Ku sangat berat Q Ibrahim 147 3. Ridha Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? JL. R 1403 Ketika seseorang mengungkapkan kata-kata, maka seperti itulah terkadang yang dirasakannya. Jika tulisannya tentang kesedihan, maka pernah merasakan kepedihan dan kesedihan, karena tidak mungkin ia mengungkapkan sesuatu kalau ia tidak pernah merasakan apa yang diungkapkan, walau tidak semuanya melalui pengalaman pribadi. Puisi di atas sebuah ungkapan bahwa manusia tidak akan pernah memiliki arti apapun jika bukan karena ridha Allah. Jika saja bukan karena keridhaan-Mu/ kalimat ini menggunakan ungkapan /jika saja bukan..../adalah sebuah menegasan dan penekanan yang mendalam terhadap apa 39 yang akan disampaikan setelahnya, dan kalimat yang didahului dengan kalimat /jika.../maka membutuhkan sebuah jawaban ketegasan dari kata-kata setelahnya. Jika saja bukan karena keridhaan-Mu/ maka kalimat yang ditegaskan adalah keridhaan kerelaan dan âMuâ , yaitu sebuah keridhaan Tuhan yang benar-benar diinginkan dan diharapkan, karena dengan keridhaan inilah lautan berdansa bahkan bersunami, burung-burung terbang tinggi, hewan-hewan bercinta, manusia bermesraan, gunung-gunung menjulang tinggi, awan-awan berderet, angin bersemilir, mentari berseri-seri, bulan mempurnamakan diri. Dampak dari sebuah keridhaan Tuhan, maka manusia dapat melakukan berbagai macam aktifitas, kreatifitas, menghamba pada Tuhan, bersosial dengan sesama bahkan bercinta dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia yang tidak lebih kecil dibandingkan sebutir debu yang berada di jagat ini kadang seperti si raja hutan menganggap dirinya paling hebat, dan kadang seperti Firâun dengan merasa bahwa dirinya sebagai Tuhan, atau seperti syaitan dengan segala kesomobongannya, kemudian mau kemana jika rasa kebesarannya tidak pernah ia kerdilkan dengan menganggap bahwa dirinya adalah sebiji dzarrah yang Allah tebar di bumi, dan bumi dibandingkan galaksi-galaksi hanya debu di jagad raya ini. Maka kalimat Rumi pada bait kedua /Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini/ dengan kerendahan hati dengan dipenuhi rasa membesarkan bukan kebesaran diri, dia menganggap bahwa keberadaan dirinya dan manusia hanya buliran debu yang bertebaran, tak bisa melakukan banyak hal kalau tidak digerakkan oleh angin Tuhan, ia tidak akan bisa beterbangan ke segala penjuru, tidak dapat menempel di dinding rumah, hotel, kerajaan atau mendaki gunung-gunung dengan iringan angin-angin yang mengilir. Hanya dengan keridhaan Tuhanlah semuanya bisa dirancang, ditumbuhkan, digerakkan, diredupkan, dihancurkan, dan dilenyapkan. Hanya sekenario Tuhanlah yang 40 bergerak memenuhi jagat semesta ini, dan manusia hanyalah bagian dari sekenario Tuhan untuk menghamba padanya, dan mereka bagaikan buliran-buliran jagung dengan segala dengan ridhaNya semuanya dapat berjalan, berotasi dan bergelombang. Maka seindah-indahnya kehidupan jika ia mampu menjadi orang yang ridha sebagaimana Allah ajarkan sifat ridhanya kepada manusia. âKembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati dengan segala nikmat yang diberikanlagi diredhai di sisi Tuhanmuâ Quran Al-Fajr 8928 4. Hayaâ malu âKetika aku jatuh cinta, aku merasa malu terhadap semua. Itulah yang dapat aku katakan tentang cintaâ âDulu dia mengusirku, sebelum belas kasih pun turun ke hatinya dan memanggil. Cinta telah memandangku dengan ramah pulaâ âCinta bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat iniâ âMenangislah seperti kincir angin, rumput-rumput hijau mungkin memancar dari taman istana jiwamu. Jika engkau ingin menangis, kasihanilah orang yang bercucuran air mata, jika engkau mengharapkan kasih, perlihatkanlah kasihmu pada si lemahâ JL. R 1504 Dalam bait ini, dan puisi Jalaluddin Rumi yang lainnya baik dalam Mastnawi, Rubaiyat, Fihi Ma Fihi, Syam Tibriz, ketika ia berbicara suatu nilai misalnya; hayaâ selalu dihubungkan dengan cinta mahabbah, seakan ia tidak bisa lepas dengan cinta, karena menurunya cintalah yang mengantarkan segalanya. 41 Seperti bait pertama dalam puisi ini /Ketika aku jatuh cinta, aku merasa malu terhadap semua. Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta/ dengan cintalah ia bisa memiliki sifah hayaâ, dan dengan sifat inilah gejolah birahi dapat diredam bahkan potensinya dialihkan, baik birahi wanita, harta, tahta, dan lainnya. Karena sifat malu hanya dapat dilakukan seseorang jika ia mampu menundukkan dirinya kepada Tuhan, dan malu pintu utama untuk memasuki ruangan-ruangan asrar Tuhan yang paling dalam. Al-hayaâ minal iman, hadis ini sesuai dengan rangkaian puisi Rumi, bagaimana ia menyatakan rasa malunya karena dipenuhi cinta, cinta berangkat dari keimanan walau ada kata min sebagian dalam al-hayaâ min iman tapi orang yang tidak memiliki rasa malu maka seperti keihilangan kendali dalam kehidupannya. Ia melakukan apapun demi hasrat dan birahinya, tidak akan peduli apapun yang yang terjadi, asalkan ia dapat menuntas segala keinginan hatinya, pikirannya bahkan keinginan hawa nafsunya. Rangkaian puisi ini, dari bait pertama sampai bait keempat, antara malu dan cinta adalah sebuah keterpaduan, malu berangkat dari cinta, cinta berangkat dari iman, dengan malu iman terjaga, karena hakekat malu adalah ihsan, dan ihsan selalu merasa diawasi oleh Tuhan, âTidakkah ia mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Melihat?â Quran Al-Alaq 9614. Bait keempat adalah aplikasi dari bagaimana malu pada Tuhan, yang kemudian menumbuhkan kedermawanan, ia tidak akan tega melihat orang lemah di sekelilingnya tanpa mendapat sentuhan tangannya /menangislah seperti kincir angin, rumput-rumput hijau mungkin memancar dari taman istana jiwamu. Jika engkau ingin menangis, kasihanilah orang yang bercucuran air mata, jika engkau mengharapkan kasih, perlihatkanlah kasihmu pada si lemah. 42 5. Sabar Kesabaran bermahkotakan keimanan, orang yang kehilangan kesabaran adalah tidak beriman. Nabi pun bersabda, âAllah tidak memberikan iman kepada orang yang sifatnya pemarahâ Bersabar adalah jiwa yang tahu bersyukur, bersabarlah,sebab itulah permuliaan yang sesungguhnya. Tak ada permuliaan yang lebih berharga demikian. Bersabarlah, kesabaran dapat mengobati penyakit. âBagi dermawan memang sesuai untuk memberi uang, tapi kedermawanan keaksih yang sesungguhnya ialah menyerahkan nyawanya. Kalau kita demi Allah memberi roti, kita akan diberi roti sebagai balasan; kalau kita menyerahkan hidup kita demi Allah, kita akan diberi hidup sebagai balasanâ âJika seorang kekasih Tuhan meneguk racun, racun jadi penawar racun, tetapi jika si murid yang meneguknya, pikirannya menjadi gelapâ âIsilah hatimu dalam percakapan dengan orang yang selaras dengan kata hatimu; Carilah kemajuan rohani dari orang yang sudah majuâ JL. R 1605 Bait-bait puisi Jalaluddin Rumi di atas adalah sebuah nutrisi kesadaran iman dengan memberikan asupan kesabaran, Rumi pada bait pertama menuliskan /kesabaran bermahkotakan keimanan/ orang yang kehilangan kesabaran adalah tidak beriman/. Kesabaran adalah kunci iman, jika ia ingin membuka iman maka melalui iman, dan menurutnya orang yang tidak memiliki kesabaran maka ia tidak beriman, bagaimana membuka pintu keimanan kalau kunci kesabaran tidak dimilikinya. Seorang raja akan disebut raja jika ia memiliki tanda yang berbeda dari khalayak umum; tandanya adalah mahkota, mahkota bagi seorang raja sebuah kehormatan dan kebesarannya. Seperti dalam keterangan bahwa asyaâru tajul marati rambut adalah mahkota perempuan, jika mereka tidak dapat memnjaga dan memeilihara rambutnya maka perempuan tidak akan 43 sempurna, atau kehormatan/kemaluan adalah mahkota perempuan, apabila perempuan tidak memiliki kehormatan dan kehormatannya sudah terenggus dengan tidak terhormat, maka sebernanya dia tiada, hanya jasadnya saja yang berjalan dimuka bumi. Rumi memetaforakan kesabaran sebagai mahkota keimanan. Kehilangan kesabaran dalam diri seseroang berarti ketiadaan iman padanya. Kemudian Rumi mempertega dengan puisi lainnya dengan mengutip sabda Raulullah saw /nabi pun bersabda, âAllah tidak memberikan iman kepada orang yang sifatnya pemarah/ iman sebagai kehdupan itu sendiri, seperti tidak memiliki kehidupan jika seseorang tidak memiliki keimanan, dan keimanan hanya diberikan kepada orang yang bersabar bukan pemarah, karena pemarah tidak berhak untuk menerima keimanan. Mengapa? Karena pemarah adalah penyebar murka, dan Allah tidak suka bagi orang yang menyebar kemurkaan, kekejian dan amarah. Kesabaran bukan hanya sebuah ungkapan yang dapat menenangkan hati pendengarnya, atau kesabaran bukanlah barang antik yang indah dipandang, tetapi menurut Rumi /bersabar adalah jiwa yang tahu bersyukur, bersabarlah, sebab itulah permuliaan yang sesungguhnya. Pada bait kedua Rumi memulai dengan kata arti sebuah kesabaran, setelah pada bait pertama ia menjelaskan bahwa tak ada iman bagi orang yang tidak bersabar, kesabaran menurutnya adalah jiwa yang bersyukur, karena tidak mungkin orang yang bersyukur tanpa ada kelapangan dada, seperti puisi Rumi... hidup seperti tinggal di losmen, tiap hari ganti tamu. Siapa pun tamunya senang-sedih, suka-duka, jangan lupa tersenyum. Seseorang dapat tersenyum jika ia menganggap hidup itu keindahan, walau apapun yang terjadi padanya. Kesabaran dan syukur adalah perkawinan yang indah, sebegaimana keterheranan nabi kepada orang yang ketika ditimpa musibah ia bersyukur ia bersabar, ketika beri kesenangan ia bersyukur, seakan-akan orang yang memiliki kesabaran dan syukur adalah bergelimang keindahan hidup. Maka kata Rumi /bersabarlah, sebab itulah permuliaan yang sesungguhnya/. Kehormatan, kemuliaan dan 44 keangungan sering dicari oleh kebanyakan orang, bagi orang muslim untuk mencari itu semua tidaklah susah cukup bagi mereka untuk bersabar, dan kesabaran adalah pemuliaan yang sesungguhnya /tak ada permuliaan yang lebih berharga demikian. Dan selanjutnya Rumi menegurai dengan indah, bahwa kesabaran selain sebuah kesyukuran dan kemulaan, adalah memberikan obat penyakit kehidupan, baik penyakit hati, pikiran dan jasa/ Bersabarlah, kesabaran dapat mengobati penyakit. Selanjutnya Rumi merajut puisi sebagai gambaran kesabaran yang mampu menerima mutiara yang mulcul dari jiwa yang besar /jiwa yang besar bertemu dengan jiwa yang terpecah dan menempatkan mutiara di dadanya. Melalui hubungan jiwa demikian, seperti Maryam, ia pun mengandung seorang penolong yang menawan hati/ orang yang sabar dalam kehidupannya seperti jiwa yang pecah, dan dalam pecahan tubuhnya akan dimasuki mutiara-mutiara kehebatan untuk menerima iman yang dapat menguatkan kehidupannya, dan dari iman itulah muncul mutiara-mutiara lain, seperti Isa yang lahir dari jiwa yang besar. Siti Marya. Siti Aminah yang melahirkan Muhammad. Wahai orang yang beriman! Bersaba larlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu Al-Imran 3200. 6. Al-Faqir "Bila ada orang yang gila harta menderita, maka orang suci akan datang untuk menyembuhkannya. Namun bila yang menderita itu adalah orang-orang suci, demi Allah, siapa bisa menyembuhkannya ?" JL. R 1706 Rumi pada bait ini memulai dengan kalimat /bila ada orang yang gila harta menderita/ dan melanjutkan dengan /maka orang suci akan datang untuk menyembuhkannya/. Ada syarat /jika/ ada jawaban dari syarat /maka/, adanya syarat 45 untuk mengetahui asbab yang terjadi. Dan yang menarik dari syarat yang digunakan oleh Rumi kalimat /ada orang yang gila harta menderita/ orang gila harta bukan hanya orang miskin atau fakir, tetapi bisa juga orang kaya harta tetapi tidak pernah menikmati kekayaannya, mereka selalu mencarinya dan menjadi budak dari harta itu, kalau mereka sudah menjadi budak mereka yang tergila-gila tidak akan pernah merasakan sebuah kebahagiaan, karena tidak ada orang yang bahagiaan dengan sebuah perbudakan yang mengekangnya, maka ia akan mengalami penderitaan, menurut Rumi /maka orang suci akan datang untuk menyembuhkannya. Orang fakir bukan orang yang tidak memiliki harta, tetapi orang yang selalu mengejar dan tergila-gila dengan harta, maka kefakiran harta dalam tasawwuf adalah kunci menuju Tuhan, karena jika harta yang menjadi budaknya bagaimana ia akan menjadi budak/hamba Tuhan. Orang sufi percaya bahwa di antara penyebab kegagalan mendekati Tuhan, mereka yang tergila-gila dengan harta. Berapa banyak orang bercerai dengan keluarganya, berapa banyak pertengkaran, permusuhan, perkelahian disebabkan harta kekayaan yang menggilakan, dan juga tidak sedikit kefakiran yang menyebabkan kekufuran, yakadu al-faqru an yakuna kufran. Selain kefakiran hati dan penderitaan yang menimpanya, mereka masih memiliki harapan untuk menjadi baik dengan mendekatkan diri kepada wakil-wakil Allah di muka bumi, meminta nasehat pada mereka, agar menjadi terang kembali kegelapan yang telah dialaminya disebabkan kegilaan harta dan penderitaannya /maka orang suci akan datang
Agama Katolik dan Yahudi Tarpin, M. Ag Sejarah dan Ajaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak CiptaPASAL 21Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Ciptauntuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang limbul secaraotomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasanmenurut perundang-undangan yang 721Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 49 ayat 1 dan ayat2 dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 satu bulan dan/ataudenda paling sedikit Rp Satu Juta Rupiah, atau paling lama 7tujuh tahun dan/atau denda paling banyak Lima Miliar Rupiah.2Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Ciptaatau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 lima tahun dan/atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.
Jalaludin Rumi salah satu sufi penyair yang lahir di Balkh Afganistan, 30 September 1207 dengan nama Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri. Di kota Nishapur di mana dia mengungsi bersama keluarganya, Attar pernah meramalnya -saat itu Rumi baru berusia 5 tahun- bahwa dia kelak akan masyhur sebagai penyala api gairah Ilahi. Murid kesayangan Syekh Syamsuddin Tabriz ini wafat pada 5 Jumadil Akhir 672 H dan dimakamkan di Konya Turki. Pada nisannya tertulis âKetika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.â Jalaludin Rumi HINGGA AKHIR WAKTU Sang pecinta berubah sudah, hingga akhir waktu Kufur menjadi iman sudah, hingga akhir waktu Negeri antah berantah penuh perangkap setan Kembali menjadi negeri Sulaiman hingga akhir waktu Teman yang melukai kini menjadi pelipur hati, hingga akhir waktu Dia yang tidak mau mabuk bersama dan selalu menyendiri dalam pesta Kini menjadi penuang arak semoga selamanya Sinar matanya yang menyinari gubuk itu Membuat seluruh tepian menjadi lapang Marahnya yang dusta dan perilaku manisnya Membuat dunia menjadi negeri gula, hingga akhir waktu Malam berlalu pagi datang, duka berlalu suka datang Matahari bersinar, hingga akhir waktu Dari suka, duka, dan kehendak orang-orang gila Siklus itu beralih hingga akhir waktu Hari raya datang dan tamu pergi Hadiah bertambah hingga akhir waktu Hai, arif yang sedang menggesek rebab Jangan terpaku di nada rendah Pelangi muncul sudah, hingga akhir waktu Seorang fakir menjadi hartawan Peti hartanya berbagi dengan Qarun Minumnya pun bersama para raja Lihat hembusan angin itu Disihir oleh bibir manis kini suara seruling yang merana Firuan yang keras hati dengan seluruh sialnya kini menjadi Musa ayah Imran, hingga akhir waktu Singa yang buas, tolol, dan lupa kini menjadi Yusuf, hingga akhir waktu Syamsi Tabriz dengan citamu kota Tabriz menjadi Khurasan, hingga akhir waktu Sejak setan menyerah, ruhmu menjadi malaikat Iblis pun tobat, hingga akhir waktu semua bulan menjadi purnama, dua alam menjadi taman bunga segala ruh menyatu, hingga akhir waktu kau jadikan jiwaku besar hingga akhir waktu auramu bersinar hingga akhir waktu segala benci menjadi kasih, racun pun menjadi sirup awan menjadi negeri gula hingga akhir waktu apa yang dibanggakan dari istana ini sapi disembelih karena tanduknya terperangkap? atau yang disembelih di hadapan raja? Kedua sapi ini sama-sama kurban hingga akhir waktu Bumi menjadi langit, manusia biasa kini menjadi arif Yang dulu seperti itu, kini seperti ini hingga akhir waktu Semua diam, aku sudah mabuk, terperangkap dalam cinta akalku sudah berubah hingga akhir waktu Penerjemah Bastian Zulyeno dari Gazaliyyat e Shams; shams ta Bad Chonin Bad
puisi mistik jalaludin rumi