Harimau! Puisi itu ciptaan Jose M.A. Capdevilla. Saya tidak tahu siapa Capdevilla dan kenapa puisi itu diletakkan di situ. Aslinya puisi itu seperti berbahasa Spanyol. Ketika saya membaca kembali dan merenungkannya, kayaknya memang tepat untuk menggambarkan suasana menegangkan di beberapa halaman buku Harimau! Harimau! Selamat tinggal…!!! SELAMAT TINGGAL* Aku berkaca Bukan buat ke pesta. Ini muka penuh luka Siapa punya? Kudengar seru-menderu – dalam hatiku? – Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta. Ah…!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal…. Selamat tinggal…!!! 12 Juli 1943. MULUTMU MENCUBIT DI MULUTKU* 11. Sebuah Kamar karya Chairil Anwar. Puisi terkenal tentang ayah berikut berjudul Sebuah Kamar yang merupakan karya dari penyair terkenal Chairil Anwar. Sebuah Kamar. Sebuah jendela menyerahkan kamar ini. pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam. mau lebih banyak tahu. "Sudah lima anak bernyawa di sini, 'Aku salah satu !" Ibuku tertidur dalam Hari-hari ini, ketika ada rasa cemas bila puisi jadi suara yang tak taat dan seni tak alim, saya ingin mengingat Chairil Anwar. Ia meninggal, mati muda, 28 April 1949. Bagian penting dari 27 tahun dalam hidupnya intens, bergairah, gemuruh, dan khaotis. Jakarta -. Setiap 28 April, para pencinta sastra Tanah Air memperingati Hari Puisi Nasional. Peringatan ini bertepatan dengan hari meninggalnya penyair si Binatang Jalang, Chairil Anwar. Chairil Anwar meninggal di usia muda pada 28 April 1949 di Jakarta. Ia mengidap sakit paru-paru dan disemayamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu.

puisi chairil anwar selamat tinggal sahabatku